Best Practice Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran SMPIT ULUL ALBAB PURWOREJO

0
Share

Best Practice Menggunakan Metode Star
(Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
SMPIT ULUL ALBAB PURWOREJO
Penulis : Nur Islami Setiya Rini, S.Pd
Tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan kolaborasi siswa dan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika materi pola bilangan pada 28 Oktober 2022. Salah satu kesulitan dalam mempelajari matematika adalah memahami konsep yang dipelajari secara utuh. Pemahaman konsep matematika merupakan landasan penting untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika maupun permasalahan sehari-hari. Pentingnya pemahaman konsep matematika terlihat dalam tujuan pertama pembelajaran matematika menurut pendapat dari Brunner (dalam Suherman, 2003:43), “Belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran diarahkan kepada konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, di samping hubungan yang terkait antara konsep dan struktur- struktur”. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Depdiknas bahwa tujuan dari pembelajaran matematika meliputi memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. Jadi dapat dikatakan bahwa pemahaman konsep matematika merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran matematika. Hal ini berarti bahwa dalam mempelajari matematika peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan pembelajaran tersebut dalam dunia nyata. Pada pembelajaran Matemtika motivasi siswa masih kurang dan kurangnya kolaborasi siswa dalam pembelajaran , ini terlihat sikap siswa seperti :
1. Kurang tertarik dengan materi pembelajaran
2. Tidak fokus saat guru sedang menyampaiakn materi pembelajaran
3. Mengantuk saat pembelajaran
4. Ngobrol dengan teman saat guru menyampaikan materi
5. Disaat kerja kelompok tidak semua aktif ikut mengerjakan
6. Bermalasan saat kerja kelompok

Keadaan ini semakin kompleks dengan kurangnya implementasi model pembelajaran inovatif, kurangnya pemanfaatan media, serta kurangnya perhatian kepada siswa oleh guru. Pembelajaran masih berpusat pada guru dan siswa hanya mendengarkan saja. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka melalui praktik baik ini guru menggunakan model pembelajaran project based learning dengan judul proyek kreasi anyaman kertas dalam pembelajaran matematika materi pola bilangan untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika peserta didik terkait materi pola bilangan dan kolaborasi siswa dalam pembelajaran matematika. Melalui penggunaan model project based learning diharapkan peserta didik dapat lebih paham konsep pola bilangan sehingga konsep yang dipelajari akan lebih membekas dalam ingatan peserta didik. Kemudian proyek kreasi anyaman kertas dari pola bilangan memungkinkan peserta didik untuk menyelidiki atau menunjukkan karakteristik pola bilangan dalam kehidupan nyata. Praktik ini penting untuk dibagikan sebagai pengalaman berharga yang sudah dilakukan oleh penulis dengan harapan bisa menjadi inspirasi bagi rekan-rekan guru yang menyaksikan. Pada pembelajaran ini guru berperan sebagai fasilitator dalam membimbing peserta didik saat belajar. Selain itu guru juga berperan dalam menyiapkan semua keperluan dan fasilitas yang diperlukan saat pembelajaran. Peran saya dan tanggungjawab dalam praktik ini adalah sebagai fasilitator pembelajaran bagi siswa, sebagai evaluator pembelajaran bagi siswa dan sebagai pembelajar, artinya guru juga bisa belajar dari aktivitas pembelajaran siswa.
Tantangan untuk mencapai tujuan tersebut adalah sarana dan prasarana yang belum memadai, yaitu projektor yang masih mobile dan digunakan banyak guru baik untuk pembelajaran ataupun kegiatan sekolah. Siswa yang tidak membawa alat siswa itu sendiri yang belum terbiasa, belum terbiasa dengan model PJBL, masih bingung terkait dengan langkah pembelajaran PJBL, belum bisa memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran dan kurangnya pembiasaan membaca sehingga siswa tidak memahami prosedur/langkah kegiatan pembelajaran yang tercantum dalam LKPD. Pengalaman guru terbatas karena belum terbiasa menerapkan model pembelajaran PJBL. Dari tantangan yang ada, guru dituntut untuk bisa melalui dan menyelesaikan masalah yang ada dengan menggunakan media serta pemilihan model pembelajaran yang inovatif dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa dan kesesuaian materi. Model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kolaborasi siswa dan pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika materi pola bilangan.
Model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kolaborasi siswa dan pemahaman siswa dalam pembelajaran Matematika materi pola bilangan.
Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka kemudian memastikan semua peserta didik siap untuk belajar, serta mengarahkan peserta didik untuk berdoa yang mana salah satu peserta didik memimpin doa. Guru juga memeriksa kehadiran peserta didik. Saat pembelajaran pada pertemuan pertama ada satu peserta didik yang tidak hadir, karena ijin. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ditayangkan
melalui powerpoint. Tujuan pembelajaran sangat penting untuk disampaikan kepada peserta didik sehingga peserta didik memperoleh gambaran umum terkait proses pembelajaran yang akan dilaksanakan serta mengetahi target yang mereka capai dalam pembelajaran tersebut.

Gambar 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Selanjutnya guru mengingatkan kembali materi sebelumnya tentang macam-macam ola bilangan dan menentukan pola ke-n. Pada kegiatan apersepsi ini guru menayangkan pertanyaan berkaitan dengan menentukan pola bilangan berikutnya. Guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diberikan pada kegiatan apresepsi baik secara lisan maupun secara tulisan.

Gambar 2. Guru menyampaikan pertanyaan pada pembelajaran sebelumnya

Setelah guru memberikan penguatan berkaitan jawaban peserta didik pada kegiatan apersepsi dilanjutkan dengan menayangkan gambar tentang berbagia anyaman dalam kehidupan sehari-hari bertujuan untuk mengaitkan materi yang akan dipelajari peserta didik dengan kehidupan sehari-hari.

Gambar 3. Guru menyampaikan manfaat pola bilangan dalam kehidupan

Pada penerapan model project based learning dengan judul proyek kreasi anyaman kertas dalam pembelajaran matematika materi pola bilangan, peserta didik belajar dalam kelompok yang mana terdiri dari lima kelompok. Peserta didik diminta untuk mencermati petunjuk pengerjaan LKPD dengan baik serta memperhatikan setiap permasalahan yang ada di LKPD berkaitan dengan menganalisa anyaman dari gambar yang sudah disediakan dalam LKPD. Setiap kelompok menyelesaikan LKPD yang sama. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dalam masing-masing kelompok mengamati gambar anyaman yang diberikan, serta menemukan pola pada gambar anyaman.

Gambar 4. Peserta didik menemukan pola pada anyaman

Pada kegiatan ini peserta didik memilih satu pola pada gambar anyaman yang disediakan serta menganalisis pola tersebut sehingga dapat melengkapi tabel yang ada di LKPD serta menggambar sketsa pola berikutnya sesuai dengan pola yang sudah dipilih hingga peserta didik dapat menemukan pola ke-n dari pola anyaman.

Gambar 5. Peserta didik melanjutkan menggambar pola berikutnya dari pola yang sudah ditemukan pada anyaman

Kemudian dilanjutkan dengan membuat sketsa pola bilangan dari pola ke-n yang telah ditentukan dalam diskusi kelompok. Selanjutnya, guru mengarahkan peserta didik untuk menyiapkan alat dan bahan untuk membuat kreasi anyaman kertas dari pola ke-n. Masing-masing kelompok menyiapkan 3 kertas cover beda warna, gunting, lem, pensil dan penggaris untuk membuat anyaman kertas dari pola ke-n. Selain itu, guru juga membimbing dan memantau masing-masing kelompok. Semua anggota kelompok berkolaborasi dan bekerjasama menyelesaikan kreasi anyaman.

Gambar 6. Peserta didik membuat anyaman dari kertas dari pola bilangan yang sudah dibuat sketsa sebelumnya

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kolaborasi peserta didik dalam pembelajaran matematika dan pemahaman pola bilangan. Setelah semua kelompok selesai membuat kreasi anyaman kertas dari pola bilangan mereka dilanjutkan dengan presentasi masing-masing kelompok. Setiap kelompok mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil karyanya mengingat hasil karya yang dihasilkan masing-masing kelompok berbeda satu sama lain.

Gambar 6. Peserta didik mempresentasikan hasil karya

Saat salah satu kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, kelompok lain menyimak dengan baik serta memberikan komentar. Saat peserta didik mempresentasikan hasil kerja, guru memberikan penguatan dan apresiasi. Ketika hasil peserta didik masih kurang tepat, guru memberikan peserta didik yang tidak presentasi untuk memberikan tanggapan serta guru juga mengarahkan peserta didik melalui pertanyaan tutunan sehingga menemukan jawaban yang tepat. Saat semua peserta didik telah memprentasikan hasil kerjanya, maka dilanjutkan dengan memberikan penegasan mengenai kesimpulan terkait dengan pola bilangan dalam kreasi anyaman kertas.

Gambar 7. Guru menegaskan mengenai kesimpulan terkait dengan pola bilangan dalam kreasi anyaman kertas

Pada kegiatan penutup guru mengadakan penilaian untuk mengetahui pemahaman peserta didik mengenai materi yang telah dipelajari yaitu pola bilangan.

Gambar 8. Guru melakukan penilaian pengetahuan

Selanjutnya guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksakan. Guru juga memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan salam penutup.
Berdasarkan hasil observasi, wawancara , pengamatan serta penilaian yang dilakukan adapun dampak dari penerapan model project based learning dengan kreasi anyaman kertas dalam pembelajaran matematika materi pola bilangan :
1. Peserta didik terlihat antusias dan bersemangat serta aktif selama pembelajaran. Hal ini sejalan dengan hasil pengamatan penilaian sikap keaktivan peserta didik yaitu menunjukkan hasil baik, sudah ambil bagian dalam kerja kelompok maupun dalam kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan penilaian sikap bekerjasama dalam kelompok peserta didik yaitu menunjukkan hasil baik, sudah ambil bagian dalam kerja kelompok maupun dalam kegiatan pembelajaran secara terus-menerus. Peserta didik secara berkelompok menyelesaikan permasalahan pada LKPD dengan baik. Penggunaan model project based learning dengan kreasi anyaman kertas dalam pembelajaran matematika materi pola bilangan membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan siswa.
2. Berdasarkan hasil kerja LKPD dan hasil anyaman kertas yang dikerjakan oleh peserta didik secara berkelompok, peserta didik dapat menggambar pola dari dari gambar anyaman, dapat melanjutkan pola berikutnya dan menemukan pola ke-n serta dapat membuat sketsa pola anyaman dari pola ke-n yang ditentukan oleh kelompok dan akhirnya menghasilkan karya anyaman kertas dengan baik.

Hanya ada sedikit kurang terlihat kesesuain antara pola ke-n dengan pola anyaman yang dibuat pada kelompok 3 yang mana peserta didik kurang menampakkan pola yang sudah dibuatnya dalam pola yang dibuat dalam anyaman. Sehingga kurang nampak kesesuaiannya denga pola bilangan yang sudah dibuat.

Namun, saat peserta didik mempresentasikan karya tersebut guru memberikan kesempatan bagi peserta didik yang lain (peserta didik yang tidak presentasi) untuk memeriksa dan berkomentar. Sehingga pada akhirnya semua peserta didik mengetahui jawaban yang tepat.
3. Berdasarkan hasil penilaian pengetahuan dari 20 peserta didik yang mengikuti pembelajaran terdapat 3 peserta didik yang tidak tuntas dan 17 peserta didik tuntas atau nilainya di atas KBM yang mana KBM untuk kelas 8 adalah 70 dengan yang mendapatkan nilai 100 ada 12 peserta didik. Sehingga persentase ketuntasan adalah 85 % sedangkan nilai rata-ratanya adalah 90. Selain itu berdasarkan hasil wawancara peserta didik pada proyek kreasi anyaman materi pola bilangan membuat pembelajaran matematika lebih menarik dan menyenangkan serta membuat mereka lebih berkolaborasi dengan teman-teman.
Secara keseluruhan proses pembelajaran sudah terlaksana dengan baik, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan, meliputi :
1. Pengelolaan waktu terutama saat monitoring kerja kelompok perlu ditingkatkan karena yang direncanakan dalam RPP kegiatan monitoring pada pertemuan ke 2 yaitu 55 menit, namun saat pembelajaran mengahabiskan waktu hampir 60 menit.
2. Saat kegiatan presentasi kelompok, perlu ditata dengan baik tentang bahasa dan cara mempresentasikan hasil karya sehingga mempermudah peserta didik yang lain untuk memahami dan melihatnya dengan jelas.
3. Pengelolaan kelas perlu ditingkatkan sehingga suasana pembelajaran tetap kondusif baik saat bekerja dalam kelompok maupun saat kegiatan presentasi.