Penulis : Siti Saadah, S. Ag.
“Barangsiapa mencintai sunnahku, maka sesungguhnya ia mencintaiku. Dan barangsiapa mencintaiku, niscaya ia akan bersamaku di surga.” (HR. Tirmidzi)
Dengan penuh rasa syukur, pada Sabtu, 6 September 2025 bertepatan dengan 14 Rabi’ul Awwal 1447 H, SMPIT Ulul Albab melaksanakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan ini bukan hanya dimaksudkan untuk mengenang kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga untuk memperkuat rasa cinta serta meneladani akhlak beliau dalam kehidupan sehari-hari.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen istimewa untuk meneguhkan cinta kita kepada beliau. Cinta yang bukan sekadar diucapkan, tapi diwujudkan dalam sikap, akhlak, dan pengamalan sunnah beliau dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaiman tertera dalam hadits pembuka di atas, Rasulullah SAW dmenyampaikan, yang mencintainya adalah yang melaksanakan sunnah-sunnahnya.
Acara pada malam ini diawali dengan pembacaan Maulid Simtudduror yang dipimpin oleh Ustadz Ghofar, serta diiringi dengan lantunan shalawat dari Grup Hadroh Babul Musytaq. Pembacaan Simtudduror dan iringan hadroh menghadirkan suasana religius yang penuh khidmat, menumbuhkan rasa cinta dan rindu kepada Rasulullah SAW di hati para santri.
Di tengah-tengah pembacaan Maulid Simtudduror, santri mendapatkan tausiah dari Ustadz Rizki Tanjung, salah satu ustadz sekaligus pendamping santri di SMPIT Ulul Albab. Dalam tausiahnya beliau menyampaikan:
“Sebagai renungan, dalam kisah Ashhabul Kahfi seekor anjing yang setia bersama para pemuda beriman turut dimuliakan Allah hingga disebutkan dalam Al-Qur’an. Jika seekor anjing saja dapat memperoleh kemuliaan karena kecintaannya kepada hamba Allah yang shalih, maka tentu lebih besar lagi kemuliaan bagi umat Nabi Muhammad SAW yang dengan penuh cinta mengikuti manusia termulia sepanjang zaman.”

Kegiatan Maulid semakin bermakna dengan partisipasi para orang tua santri yang turut bersedekah berupa konsumsi. Berbagai jenis makanan basah, snack, minuman, dan roti dibagikan sehingga kebutuhan konsumsi bagi seluruh peserta acara dapat terpenuhi dengan baik. Partisipasi para wali mencerminkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW yang terwujud dalam tindakan nyata.
Sebagai penutup, seluruh santri menikmati hidangan dengan makan bersama. Semangat kebersamaan dan saling berbagi merupakan simbol persaudaraan sekaligus menguatkan makna Maulid sebagai momentum mempererat cinta kepada Rasulullah SAW dan sesama muslim.
Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad.
Ya Allah, jadikanlah kami umat yang benar-benar mencintai Rasul-Mu, mengikuti sunnahnya, meneladani akhlaknya, dan kelak mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat.



