Penulis : Annisa Ristiawati Budi Kelas 7B & Syakirah Hasna Fadila Kelas 7B

PEMUDA PEDULI, SAYANGI BUMI, SELAMATKAN GENERASI
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, alam berperan penting bagi kelangsungan
hidup manusia. Hubungan antara manusia dengan lingkungan memiliki
keterikatan satu dan yang lainnya, keduanya saling berkaitan dan bersifat
fungsional. Di dalam setiap melakukan aktifitas manusia dipengaruhi oleh
lingkungan, begitu pula sebaliknya. Ketika salah satu habitat terganggu dalam
menjalani kelangsungan hidupnya, tentu sedikit banyak akan memberikan
dampak pada habitat lain, begitu pula sebaliknya. Oleh sebab itu pemanfaatan
lingkungan harus sepadan dengan bagaimana melindungi kelestarian
lingkungan dan habitatnya, keduanya harus seimbang sehingga ekosistem
yang ada dapat dilestarikan sehingga dapat diambil manfaatnya oleh generasi
yang akan datang.
Sebagai generasi muda, kita harus menjaga lingkungan, walaupun itu
berupa langkah kecil, seperti buang sampah pada tempatnya, menutup kran
air dan menggunakan air secukupnya, dan mematikan listrik saat tidak
digunakan. Jadi kita ajak dan ingatkan teman yang lain juga.
Lingkungan sekitar yang bersih, indah dan rapi akan menumbuhkan
perasaan nyaman bagi siapa saja yang berada di sekitarnya. Tersedianya air
bersih dan udara segar tentu akan membuat kualitas kesehatan masyarakat di
sekitar lingkungan terjaga. Begitu juga sebaliknya, lingkungan yang tidak
terjaga akan menimbulkan dampak buruk bagi sekitarnya.
Belakangan ini sampah menjadi konsen besar dunia karena
permasalahan yang terus ditimbulkannya. Ada banyak kerugian yang
disebabkan oleh sampah yang berdampak bagi kesehatan manusia.
Nampaknya masih banyak orang yang enggan mendaur ulang sampah
sehingga menyebabkan sampah terus menumpuk. Oleh karena itu, penelitian
mengenai pemanfaatan kembali sampah penting untuk dilakukan.
Di lingkungan sekitar kita, sampah merupakan hal yang umum ada
disetiap tempat. Sampah rumah tangga, sampah di sekolah, di kantor, di
tempat umum seperti rumah sakit, pasar, dan terminal juga merupakan salah
satu tempat penghasil sampah yang cukup tinggi. Tentu saja produksi sampah
semakin lama akan semakin meningkat.
World Economic Forum (WEF) memperkirakan akan ada lebih banyak
plastik dari pada ikan di lautan pada tahun 2050 nanti. Data Bank Dunia
menunjukkan bahwa kota-kota di Indonesia, khususnya wilayah pesisir,
menyumbang sekitar 3,22 juta ton berbagai macam sampah kelautan,
termasuk sampah plastik. Dari jumlah tersebut, puing plastik dapat mencapai
0,48 -1,29 jutametrik ton per tahun. (Novrizal, 2020)
Pada tahun 2018, kita mendengar sebuah berita memilukan berupa
penemuan sampah plastik seberat 5,9 kg dalam perut paus yang terdampar di
Perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra). Jauh sebelum itu, tragedi
Leuwigajah 21 Februari 2005 merupakan bencana alam terbesar kedua di
dunia yang pernah terjadi dari pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah karena menewaskan lebih dari 143 orang.
Data tahun 2021, volume sampah di Indonesia 68,5 juta ton dan 2022
naik sampai 70 juta ton. Ada 24 persen atau sekitar 16 juta ton sampah yang
masih belum dikelola sampai saat ini oleh Ditjen PSLB3. Maka, Ditjen
PSLB3 perlu memiliki langkah-langkah yang terukur untuk mengurangi
sampah yang tidak tertangani ini. Tercatat, hanya 7 persen yang terdaur ulang
dan 69 persen yang masuk di TPA. Dibanding Malaysia dan Singapura,
Indonesia masih terlalu tinggi, 16 juta ton sampah kita belum terkelola
dengan baik.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional
(SIPSN) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume
timbunan sampah di Indonesia pada tahun 2022 mencapai 19,45 juta ton
(databoks). Disini sampah plastik menduduki peringkat ke-dua jumlah
sampah terbanyak setelah sisa makanan.
Banyak sekali jumlah sampah plastik di Indonesia, sedangkan perlu
diketahui bahwa sampah plastik sangat sulit untuk hancur. Dibutuhkan
puluhan hingga ratusan tahun agar dapat terurai. Mengapa demikian? Karena
plastik ini tergolong sulit untuk didaur ulang, karena dapat mengeluarkan zat
berbahaya karsinogen berupa styrene. Pada Tahun 2021, berdasarkan data
The Economics Intelligence Unit, Indonesia merupakan penghasil sampah
makanan (food loss and waste/FLW) terbesar ke-dua di dunia. Dan saat ini
Indonesia lagi-lagi menjadi negara penyumbang sampah plastik no-2 di dunia
(Novrizal, 2020)
2. Pembahasan
Gambar 1. Sampah yang menyelimuti lautan
Sumber : https://www.suara.com/news/2021/10/08/174054/mayora-wings-
unilever-hingga-marimas-jadi-penyumbang-sampah-plastik-
terbesar-di-laut
Tragedi yang sudah terjadi akibat kurang pedulinya masyarakat
terhadap lingkungan di sekitarnya. Hal tersebut semakin menyadarkan kita
bahwa sampah plastik menjadi ancaman berbahaya bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya. Dapat kita bayangkan, berapa banyak sampah yang
akan menumpuk 10 tahun mendatang. Tentu itu menjadikan kekhawatiran
tersendiri bagi generasi penerus jika dampak sampah akan mempengaruhi
kerusakan lingkungan dan ekosistem. Hal tersebut dapat menyebabkan krisis
sampah plastik yang disebabkan karena konsumsi penduduk dengan plastik
terus meningkat, tetapi kesadaran untuk mengolah sampah plastik masih
sama. Usaha yang bisa dilakukan antara lain yaitu:
a. Penanganan/Pemrosesan Sampah Plastik
Penanganan sampah yang tidak baik akan memberikan dampak buruk
bagi ekosistem. Peningkatan penggunaan sampah plastik dapat
menimbulkan banyak dampak, diantaranya yaitu:
1) Memicu perubahan iklim dunia
2) Mencemari lingkungan
3) Membahayakan kesehatan manusia
4) Terurai sangat lama
Pemerintah tidak akan dapat mengatasi masalah sampah tanpa
kepedulian masyarakat. Sebagai generasi muda, banyak yang dapat kita
lakukan untuk memelopori, membantu pemerintah menyelesaikan
masalah sampah tersebut. Perlu keseriusan dari berbagai pihak untuk
mendapatkan hasil yang maksimal. Memang tidak mudah, tetapi jika
dapat dilakukan akan sangat bermanfaat.
Adapun usaha yang dapat dilakukan antar lain:
1) Membuat perkumpulan pemuda cinta lingkungan secara swadana
dan swadaya, sehingga terbentuk sebuah perusahaan atau PT,
dimana masyarakat bisa membuang sampah di tempat tersebut
dengan memilah terlebih dahulu antara sampah organik dan
anorganik, dan dibeli dengan harga tinggi. Ketika sampah dibeli
dengan harga tinggi tentu saja masyarakat mempunyai ketertarikan
lebih untuk memilah sampah untuk kemudian dijual di perusahaan
tersebut. Selain membantu pengelolaan sampah, aktivitas ini dapat
juga menyerap tenaga kerja, diantaranya lulusan SMA yang tidak
mampu meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan belum
mempunyai pekerjaan, dan bahkan anak-anak yang mengalami putus
sekolah dapat direkrut untuk bersama-sama mengelola perusahaan
tersebut.
2) Menyulap sampah menjadi barang yang bermanfaat dengan
melakukan daur ulang. Penggunaan barang bekas di masyarakat saat
ini belum maksimal, bahkan tidak semua orang tahu kalau sampah
bisa membuat lingkungan menjadi indah di tangan generasi muda
yang kreatif. Generasi muda dalam beberapa tahun kedepan akan
menjadi angkatan produktif yang memegang keputusan di berbagai
bidang, harus bisa mengambil kesempatan untuk berkembang maju
kedepan sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan.
3) Untuk memaksimalkan usaha mengurangi gunungan sampah, akan
sangat signifikan hasilnya seandainya pemerintah dapat menerapkan
metode pengolahan sampah seperti di Jerman, yaitu dengan cara
pemerintah memberikan tanggung jawab pengolahan sampah kepada
produsen dan distributor produk. Sehingga, produsen dan distributor
ikut bertanggung jawab atas sampah-sampah yang mereka hasilkan.
Dampaknya, kesadaran memilah sampah, penggunaan teknologi
terbarukan, dan kapasitas untuk daur ulang meningkat. Bahkan di
Negara Swedia mengimpor sampah untuk dimanfaatkan menjadi
energi. Tentu saja hal tersebut memerlukan usaha keras dan
kerjasama dari berbagai pihak yang terkait.
b. Mengurangi Produksi Sampah Plastik
Selain penanganan sampah untuk diolah menjadi suatu hal yang
bermanfaat, sudah seharusnya masyarakat mempunyai kesadaran untuk
mengurangi produksi sampah. Hal ini memerlukan ketegasan pemerintah
dan peran serta pemuda mengkampanyekan kepada masyarakat untuk
mengurangi produksi sampah baik di kawasan pabrik, rumah tangga
ataupun yang lainnya. Beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu :
1) Tidak menggunakan barang-barang sekali pakai untuk kegiatan
sehari-hari. Seperti tidak menggunakan tas plastik untuk tempat
belanja, menggantinya dengan tas belanja yang bisa dipakai berulang
kali.
2) Semua toko, swalayan dan pasar mewajibkan konsumennya untuk
membawa tas belanjaan mereka sendiri dan tidak menyediakan
plastik di toko mereka.
3) Membawa tempat minum sendiri untuk mengurangi sampah bekas
minum ketika bepergian. Menggunakan sedotan stainlis yang bisa
dicuci sendiri untuk menggantikan sedotan plastik
4) Meminimalkan penggunaan kardus snack, sterofom dan sebagainya.
Di Indonesia sudah banyak sekali komunitas-komunitas pencinta
alam dan lingkungan yang mengampanyekan pentingnya menjaga
alam. Pun supermarket dan toko-toko besar yang ada di Indonesia
sudah tidak lagi menggunakan plastik sebagai wadah belanja. Tentu
dengan adanya kebijakan seperti ini, sedikitnya sangat berpengaruh
untuk mengurangi sampah plastik. Namun, sebagian pedagang kecil
masih banyak yang menggunakan plastik sebagai wadah, karena tak
dipungkiri memang plastik sangat praktis untuk menjadi tempat
belanja, terutama makanan dan minuman. Terkadang kita masih lupa
membawa tas belanja sendiri dan kerap menerima pelayanan yang
menggunakan kantung plastik. Inilah yang ingin kami tegaskan, jika
produsen sulit untuk mengurangi penggunaan plastik maka
konsumenlah yang mesti pintar memilah produk sesuai kebutuhan
dan/atau keinginan.
5) Kardus snack, kardus makan di berbagai acara rapat, kondangan,
reuni, wisuda atau acara lainnya dapat diganti dengan menggunakan
metode prasmanan.
Tujuan dari semua ini adalah untuk memberikan sedikit penjelasan
tentang suatu sampah plastik yaitu menyelamatkan dunia dengan menyayangi
bumi. Sebagai generasi muda, kita harus berinisiatif ikut membantu
pemerintah untuk menjalankan misi penyelamatan bumi dari sampah plastik.
Sampah yang digunakan oleh masyarakat sendiri sebenarnya masih bisa
digunakan agar tidak terlalu banyak menumpuk. Sedangkan sampah kertas
bisa didaur ulang dan dijadikan kertas lagi. Untuk sampah botol plastik dan
kaleng bisa dimanfaatkan untuk dijadikan berbagai wadah, tergantung
ukuran. Kesemua pemanfaatan sampah tersebut tergolong ke dalam reuse
atau pemanfaatan kembali.
Kami pribadi berharap hal tersebut diatas dapat terlaksana, walaupun
membutuhkan usaha yang tidak mudah. Waktu dan modal yang tidak sedikit
tentu saja menjadi tantangan berat untuk menggapai sebuah keberhasilan.
3. Kesimpulan dan Saran
Produksi sampah yang semakin hari bertambah banyak memerlukan
perhatian khusus terutama dari masyarakat sebagai penghasil sampah. Baik
itu rumah tangga, perusahaan maupun fasilitas umum harus peduli dengan
kondisi timbunan sampah yang saat ini semakin banyak bahkan menggunung.
Ketika sampah diabaikan akan membawa dampak negatif bagi lingkungan
sekitarnya. Di lingkungan sekitar, kami juga masih sering menemukan
sampah yang berserakan dimana-mana. Walaupun di sekitar tempat tersebut
sudah tersedia tempat sampah, tetapi belum semua individu mempunyai
kesadaran membuang sampah pada tempatnya, kembali lagi pada kesadaran
masing-masing individu.
Fakta yang ada saat ini, tidak banyak orang yang mau dan mampu
mendaur ulang sampah dibandingkan dengan produksi yang terus menerus.
Masih terlalu banyak sampah plastik sekali pakai yang diproduksi oleh
pabrik-pabrik baik dari dalam maupun luar negeri, mulai dari plastik sekali
pakai, botol minum, maupun tempat makanan ringan hingga bungkus
berbagai peralatan.
Sampah memang tidak terlepas dari kehidupan manusia dan seringkali
menimbulkan masalah. Akan tetapi bukan berarti tidak ada solusi untuk hal
itu. Ada banyak cara untuk memanfaatkan sampah bahkan mengubahnya
menjadi sumber penghasilan. Pemanfaatan kembali sampah pada dasarnya
tidak memerlukan waktu lama. Yang terpenting adalah kreatifitas dan
ketekunan. Untuk sampah organik bisa diolah kembali menjadi pupuk.
Sampah memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Generasi
muda harus ikut berperan aktif dalam mengolah dan mengurangi produksi
sampah. Oleh sebab itu, perlu adanya mitigasi bencana sampah plastik
melalui aksi kolaborasi pemuda dalam menyayangi bumi untuk
menyelamatkan generasi selanjutnya, yaitu dengan cara :
a. Pembuatan bioplastik dari singkong yang terurai dalam 90 hari.
b. Pembuatan papel wrap pembungkus ramah lingkungan yang terurai
dalam 7 hari, sebagai pengganti bubble wrap.
c. Pembuatan kemasan berbahan dasar dari pelepah pinang yang bisa terurai
60 hari sebagai pengganti sterofom makanan.
d. Pembuatan sedotan dari purun dan batang resam yang ramah lingkungan
sebagai pengganti sedotan plastik yang membutuhkan waktu 50 – 200
tahun baru terurai.
e. Penggunaan reusable cup yang dapat di daur ulang sebagai pengganti
gelas plastik dan gelas kertas.
Lingkungan dan ekosistem yang ada didalamnya merupakan anugerah
dari Tuhan Yang Maha Esa. Sudah seharusnya kita jaga dengan sebaik-
baiknya untuk dapat dimanfaatkan oleh generasi selanjutnya. Mencintai
lingkungan sudah seharusnya diajarkan sejak dini untuk menanamkan cinta
lingkungan kepada generasi penerus. Pentingnya peran generasi muda dalam
mendukung pelestarian lingkungan, menjadikan generasi muda sebagai aset
yang potensial sebagai agen lingkungan.
Dalam mewujudkan lingkungan bersih, rapi, dan nyaman dibutuhkan
kerjasama antar berbagai pihak. Masyarakat harus berperan aktif dalam
membantu terwujudnya lingkungan sekitar yang bersih, aman dan nyaman.
Generasi muda sebagai generasi penerus harus mempunyai komitmen mau
dan mampu menjadi pelopor dan penggerak dalam menerapkan kehidupan
sehari-hari yang ramah lingkungan.



